Satu hari yang istimewa
Sabtu, 24 Oktober 2015
Hari ini adalah waktu
istimewa saya, “me time”. Bukan
perawatan di salon, bukan belanja ke pasar atau mall, tapi seharian saya
belajar. Belajar untuk lebih “membaca” diri saya, kekuatan dan kelemahannya.
Kemudian belajar untuk fokus memupuk kekuatan hingga menjadi jalan manfaat bagi
banyak orang.
Ya, “me time” saya seharian belajar di “Training Talents Mapping” dari
pagi jam sembilan hingga jam lima sore. Satu hari yang istimewa, karena sudah
lama saya menunggu kesempatan untuk bisa ikut talents mapping ini. Training ini
diawali dengan mengisi tes beberapa hari sebelumnya lewat email, yang kemudian saat hari pelatihan, hasil tes kita dibagikan
dan dibacakan. Dari hasil tes itu kita mengetahui dimana kekuatan kita dan di
sebelah mana kelemahan kita. Jika kita mengamati kelemahan, rasanya kita masih
kurang produktif dan punya banyak pekerjaan rumah yang begitu berat. Namun,
ketika kemudian kita fokus pada kekuatan kita, wow! ada banyak hal yang bisa
kita lakukan dan itu menjadi jalan masa depan yang cerah. Intinya, kita
konsentrasikan gerak kita pada kekuatan yang ada, karena itu adalah jalan yang
dititipkan pada kita. Dan setiap kita unik serta memiliki tugas masing-masing
yang sesuai dengan kekuatan kita.
Saya sangat antusias
mengikuti pelatihan ini. Karena selain saya bisa mengetahui diri saya, saya pun
dibekali cara untuk bisa membaca hasil tes orang lain. Jadi, saya punya jalan
untuk bisa membantu orang lain mengetahui kekuatan dan kelemahannya.
Lalu, dimanakah suami dan
anak-anak saya?
Saat pagi hari, kami
keluar rumah bersama-sama. Dan sampai di tempat pelatihan, saya masuk ruangan
untuk mengikuti pelatihan, suami dan anak-anak saya jalan-jalan. Mereka bertiga
jalan-jalan di sekitar tempat saya pelatihan dan berhenti di satu tempat cucian
motor. Suami mengajak anak-anak untuk mencuci motor kesayangan kami, yang
memang sudah dijadwalkan dari pekan lalu.
Mengajak anak-anak
mencuci motor. Sederhana sekali
aktivitas ini, namun begitu membahagiakan untuk anak-anak kami. Karena, waktu
bersama bapaknya itu adalah sangat berharga. Tidak peduli aktivitas atau tempat
yang dikunjungi itu biasa saja, tapi yang lebih penting adalah kualitas
kebersamaan anak dengan bapaknya. Karena sehari-hari saat suami saya bekerja,
waktu banyak tersita untuk pekerjaannya dan kebersamaan dengan anak-anak tidak
banyak, sehingga saat memiliki waktu luang yang cukup, itu menjadi waktu
berkualitas bersama anak-anak.
Dan hari ini, kami tutup
dengan makan malam bersama di luar rumah. Menikmati segala karunia yang sudah
Allah SWT berikan pada kami. Bercengkerama, bercerita, memutar kembali rekaman
aktivitas seharian ini, untuk kami jadikan bekal melangkah di esok hari dan
hari-hari selanjutnya. Semoga Allah SWT terus melimpahkan kasih sayangNya pada
kami sekeluarga. Amin.
Komentar
Posting Komentar