Kunci diri 1
Sebutlah namanya Ibu An. Seorang ibu
berputra tiga. Semangatnya istimewa. Kemauan untuk belajar dan menimba ilmu
sangat luar biasa. Berpetualang sendirian menjelajah beberapa kota di Pulau
Jawa pun dilakoni dengan semangat tinggi untuk mencari ilmu. Seorang ibu berpenampilan sederhana dan penuh energi ini
mengusik saya. Semangat tingginya mencuri hati saya untuk belajar kepada
beliau.
Singkat kata, saya pun mencoba
menggali kunci-kunci diri beliau yang mampu menjaga semangat berkomunitas
hingga saat ini. Ada beberapa kunci yang bisa saya catat :
1. Konsisten dan langsung praktek
Ketika berkomunitas, pasti mengalami
naik turun respon dari orang-orang sekitar, apalagi di waktu-waktu awal. Ketika
responnya positif, mereka pun banyak berdatangan,
namun sering pula tidak direspon sama sekali. Begitu juga yang dialami Ibu An.
Kunci konsiten ini menjadi sangat penting. Meski yang datang hanya satu teman,
bahkan sama sekali tidak ada seorang pun yang datang, kegiatan belajar tetap berjalan.
Selalu menjaga konsistensi untuk tetap beraktivitas apapun kondisinya.
Kemudian, setiap selesai belajar atau
berkegiatan, pengetahuan yang diperoleh itu dipraktekkan sedikit demi sedikit.
Apa yang mampu dilakukan terlebih dahulu, langsung diwujudkan, sehingga tidak
hanya berhenti sebagai pengetahuan saja. Pengetahuan yang dipraktekkan akan
menjadi ilmu dan itu sungguh sangat berharga.
2. Berpikir positif
Selalu menjaga pikiran tetap positif.
Ini sangat berlaku ketika respon sekitar sangat minim. Ibu An seorang yang suka
belajar. Beliau mau belajar karena memang butuh ilmunya. Ketika orang-orang
diajak belajar atau berkegiatan bersama ternyata respon minim, berarti mereka
memang belum butuh. Jika mereka merasa sudah perlu, maka mereka akan datang.
Kunci ini yang selalu diterapkan Ibu An sehingga mampu menata perasaannya untuk
tidak terlalu kecewa dengan respon orang lain.
Ketika sudah mendapatkan ilmu,
semangat selanjutnya adalah mengajar atau menyampaikan ulang. Ini cara seorang
Ibu An untuk evaluasi terhadap ilmu yang telah diperolehnya. Sekaligus juga
sebagai pancingan semangat untuk terus berusaha mempraktekkan. Mengajar atau
menyampaikan kembali ke orang lain ini mampu jadi alarm bagi diri sendiri.
Bersambung…
#day18
Komentar
Posting Komentar