MBAK..CURHAT..MBAK..


"Mbak, mau curhat boleh?" chat Whatsapp dari salah seorang teman.

"Boleh, silahkan...", jawab saya.

Lalu teman saya telp.

"Saya diprotes sama suami", curahan hatinya pun mulai mengalir.

Panjang lebar teman saya ini bercerita. Inti yang mampu saya tangkap bahwa dia merasa suaminya kadang kurang menghargai kiprah istrinya. Padahal sang istri sudah sepenuh hati mendukung dan membantu aktivitas suami seoptimal mungkin.

Nah, jika dalam kondisi kecewa, teman saya langsung 'ngambek'. Ketika marah itu, dia bisa sampai banting pintu lalu diam, tidak bicara apapun.

"Menurutmu gimana mbak?", teman saya meminta masukan.

Kejadian itu mirip dengan yang saya alami beberapa waktu lalu. Ketika marah dan kecewa, langsung diam. Biasanya jadi rajin beres-beres rumah. Penyaluran energi ini yaa...

Berulang kali terjadi dan akhirnya saya mikir. Kalau seperti ini terus, rasa marah dan kecewa itu tidak akan hilang, justru semakin bertumpuk dan akan meledak sewaktu-waktu. Ledakannya bisa berupa sakit, menutup diri dari orang lain dan semacamnya.

Saya tidak mau hal-hal itu terjadi pada diri saya.

Jadi, saya memutuskan untuk berubah. Membuka diri untuk menerima perbedaan. Menyelesaikan hal-hal yang mengganjal hati dengan mengungkapkannya. Memperbaiki komunikasi ke suami, dari yang marah lalu diam dan tidak selesai, saya merubahnya menjadi tetap tenang, memunculkan pikiran dan energi positif, kemudian membicarakannya baik-baik dengan suami hingga tuntas. Saya terus berlatih dan menikmati proses perubahan diri, hingga saat ini, komunikasi kami baik dan lancar. Jika ada perbedaan, bisa segera selesai dan tidak ada ganjalan di hati.

"Waaa terimakasih ya mbak masukannya. Jadi, mulai dari diri kita yang berubah dulu ya... Sip mbak, saya mau coba praktekkan", ungkap teman saya di seberang sana.




#hari3
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manusia dicipta

Taman Legenda Keong Mas

PASANG TANDA AIR

Berkunjung ke Kantor Kecamatan Pasar Minggu