Belajar berkebun
“Ibu, tanaman di pot
sudah ada empat sekarang”, teriak Yoga kegirangan.
“Alhamdulillah, berarti
sudah saatnya kita pisahkan tanaman-tanaman ini ke masing-masing pot. Jadi satu
tanaman tumbuh di satu pot”, jawab saya.
Dan mulailah kami sibuk
dengan urusan memindahkan tanaman. Yoga menyiapkan pot-pot ukuran sedang dan
mengisinya dengan media tanam secukupnya. Saya mengeluarkan tanaman-tanaman
yang masih mungil dan memisahkan satu per satu untuk dipindah ke pot-pot ukuran
sedang. Setelah pot ukuran sedang siap dengan media tanamnya, kami pun
pelan-pelan memindahkan satu per satu tanaman cabe keriting mungil ini. Selesai
dipindah ke pot masing-masing, tanaman itu kemudian diberi air secukupnya, lalu
ditata berjejer di tempat yang cukup sinar matahari. Selesai memindahkan
tanaman di masing-masing pot, kami pun merapikan kembali alat-alat yang sudah
tidak terpakai. Dan saya sudah berpindah tempat ke dapur untuk memasak.
Yoga ternyata belum
beranjak dari tempat belajar berkebunnya, masih asyik dengan media tanam.
Kemudian memanggil adiknya Putri, untuk menemani bermain media tanam. Mereka
berdua terdengar asyik sekali di samping rumah. Sesekali terdengar percakapan
antara Yoga dan Putri diselingi tawa bersama. Karena penasaran, saya pun
menengok sebentar apa yang sedang mereka lakukan. Ternyata, mereka berdua
sedang menebarkan media tanam ke tanah di samping rumah. Mereka sebar-sebarkan media tanam tersebut kemudian ditata sedemikian rupa
mirip tambalan-tambalan.
Oh! Terperanjat saya
melihat keadaan itu. Sekelebat ego berpikir saya muncul. Beli media tanam
tujuannya untuk belajar berkebun, ini malahan disebar-sebar tidak karuan jadi
mainan. Hampir saja mulut saya mengeluarkan teriakan tanda peringatan, namun saya coba menahan diri dan berusaha tetap tenang.
Mengambil nafas dan bertanya pada Yoga dan Putri, apa yang sedang mereka
lakukan. Lalu serta merta mereka bercerita bersahut-sahutan. Ternyata mereka
sedang pura-pura main aspal dan mengerjakan proyek pengaspalan jalan. Media
tanam diumpamakan aspal, Yoga dan Putri adalah pekerjanya. Mereka sibuk
menyelesaikan tambalan aspal di jalan supaya rata kembali.
Nyes, sejuk rasanya
mendengar cerita imajinasi mereka yang meluncur deras tanpa ada titik komanya.
Dan saya mendengar dengan takjub sekaligus bersyukur. Bersyukur memilih untuk
bertanya kepada mereka apa yang dilakukannya, sehingga saya bisa sedikit
memahami pikiran dan perasaan Yoga serta Putri. Sedikit menyelami apa yang ada
di pikiran dan hati mereka. Mereka sedang belajar melalui aktivitas yang mereka
lakukan. Mereka sedang mengukir kenangan indah masa kecilnya. Dan saya ingin terus berusaha
untuk menemani mereka mengukir kenangan indah, menemani mereka belajar dengan
gembira. Media tanam habis bisa dibeli, tetapi jika kenangan manis hilang maka
tak ada sesuatu pun yang bisa menggantikannya.
Komentar
Posting Komentar