Tulisan kali ini ingin bercerita tentang asyiknya sibuk di dapur. Berhubung Si Sulung mengajukan permintaan untuk membuat satu makanan yang tidak asing dan mudah membuatnya, maka jadilah kami mencoba membuat sendiri makanan tersebut. Kami menyebutnya Cemplon. Daerah lain ada yang menyebutnya dengan Misro. Mungkin ini termasuk jajanan pasar yang biasa saja, namun bagi kami ketika anak-anak ternyata menyukai jajanan ini tanpa kami paksa, ini satu nikmat yang istimewa. Kami pun segera menyediakan bahan-bahan yang diperlukan, yaitu singkong secukupnya, garam, kelapa parut jika merasa perlu, gula merah dan minyak secukupnya untuk menggoreng. Setelah siap semua bahan, jadilah kami membuat Cemplon bersama-sama di rumah. Ibu bagian mengupas, mencuci, memotong dan melembutkan singkong dengan di parut. Kemudian parutan singkong ditambah dengan sedikit garam supaya terasa gurih. Si Sulung bagian memotong kecil-kecil gula merah untuk isian Cemplon. Singkong yang sudah lembut, kemudian...
Ibu D : “Ini gambar apa ya?” Anak B dan C : “………” (diam, celingak-celinguk) Ibu D : “Gambar apa ini? Coba perhatikan…” Anak B dan C : “Mmm…….” (sedang berpikir) Ibunya B : “Mereka belum tahu bu…” Ibu D : “Oh…belum paham ya? Belum pernah lihat? Baiklah, ini gambar bus. Bus ini temannya mobil” Anak B dan C : “Ooo….aku tau mobil..” Ibu D : “Nah, bus ini panjang apa pendek?” Anak B dan C : “Pendeeek…” (menjawab bersamaan) Ibu D : “Oooo…..” (bingung) Kesimpulan : ...
Tiba-tiba Si Sulung datang dengan menutupi bagian bawah wajahnya. Saya melihatnya dengan keheranan dan berusaha menengok serta mencari tahu ada apa dengan wajahnya. Si Sulung pun pelan-pelan menurunkan tangannya dan memperlihatkan luka di sekitar bibir dan dagunya. Astaghfirullaahal’adzim… terhenyak saya melihatnya. Saya pun mengantarnya masuk ke rumah untuk berganti pakaian yang terkena noda tanah dan membersihkan lukanya. Kemudian sambil membersihkan luka, saya pun mulai bertanya, apa yang terjadi sebenarnya. Si Sulung pun bercerita. Dia ingin segera sampai ke masjid untuk shalat jama’ah Isya. Berhubung adzan sudah berkumandang dan sebentar lagi iqamat, dia dengan temannya berlari supaya tidak terlambat. Karena larinya terlalu kencang atau mungkin juga kondisi tubuhnya yang sudah lelah seharian tidak beristirahat, Si Sulung pun jatuh tersungkur. Akibatnya, bajunya kotor terkena noda tanah dan wajahnya luka-luka. Saya merasa trenyuh ketika kemudian Si Sulung bercerita bahwa...
Lirik : Taufiq Ismail Penyanyi : Chrisye Akan datang hari mulut dikunci Kata tak ada lagi Akan tiba masa tak ada suara Dari mulut kita Berkata tangan kita Tentang apa yang dilakukannya Berkata kaki kita Kemana saja dia melangkahnya Tidak tahu kita bila harinya Tanggung jawab tiba Rabbana Tangan kami Kaki kami Mulut kami Mata hati kami Luruskanlah Kukuhkanlah Di jalan cahaya Sempurna Mohon karunia kepada kami Hambamu yang hina #Lirik lagu ini ditulis berdasarkan Surat Yaasiin ayat 65 Sumber : http://www.eramuslim.co/oase-iman/ineu-ketika-tangan-dan-kaki-bicara.htm#.Vs3MICiLTIU #ODOPfor99days #day37
Komentar
Posting Komentar