TUMBUHNYA FITRAH SEKSUALITAS DALAM KELUARGA


Perlukah keluarga menumbuhkan fitrah seksualitas anak?

Pertanyaan ini muncul, didasari oleh pemahaman yang umum ada bahwa mempelajari tentang seksualitas itu adalah hal yang tabu, tidak pantas. Apakah demikian? Dalam lingkup keluarga inti pun, masih tabu? Ini yang perlu kita cermati bersama.

Tema Fitrah Seksualitas ini mesti mendapatkan porsi cukup untuk dibahas, terutama dalam keluarga. Jika kemarin, membahas seksualitas itu tabu, maka untuk saat ini, perlu. Kenapa?
Banyak informasi dan kejadian di sekitar kita sangat membutuhkan benteng ilmu dari dalam keluarga. Beberapa waktu yang lalu, ada kejadian di tetangga RT tempat kami tinggal. Seorang kakek yang senang ‘mengusili’ anak-anak perempuan usia dini. Saat dibedah kasusnya dan akan dilaporkan ke pihak yang berwenang, keluarganya meminta untuk damai saja. Miris rasanya.

Ustadz Harry Santosa dalam buku Fitrah Based Education menjelaskan bahwa fitrah seksualitas adalah tentang bagaimana seseorang berfikir, merasa dan bersikap sesuai fitrahnya sebagai lelaki sejati atau sebagai perempuan sejati. Menumbuhkan fitrah ini banyak tergantung pada kehadiran dan kedekatan pada Ayah dan Ibu. Begitu pentingnya obrolan Fitrah Seksualitas dalam keluarga. Orang tua harus menemani tumbuhnya fitrah ini dalam diri anak-anak sejak awal. Memahamkan konsep laki-laki dan perempuan secara tepat. Hadir penuh mendampingi mereka. Memberikan informasi yang benar dan tepat jelang usia balighnya. Menemaninya memasuki gerbang kedewasaan ketika tanda baligh itu datang. Saat ikhtiar sudah dilakukan, terus berdoa kepada Allah SWT supaya anak-anak kita selalu dalam lindunganNya.

Jangan mengabaikan pertanyaan anak seputar seks
Karena jika diabaikan, anak akan bertanya kepada orang lain yang mungkin akan memberikan jawaban yang salah
Orang tua harus menjawab pertanyaan anak dan jangan malu
Orang tua mesti menggunakan bahasa yang santun dan halus
(Dikutip dari buku Seni Mendidik Anak 3, Syaikh Muhammad Said Mursi)


Cara belajar makin seru
Pembahasan mengenai Fitrah Seksualitas ini, masuk dalam materi 11 Kelas Bunda Sayang. Di materi ini, cara belajar yang digunakan semakin seru. Tantangan 10 Hari, kami lakukan dengan belajar kelompok secara online. Wow, seperti apakah itu? Teknisnya, dalam satu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok. Setelah pembagian kelompok selesai, maka mulailah mendiskusikan poin-poin yang mesti dibahas dalam grup kecil. Kemudian setiap kelompok akan mempresentasikan hasil diskusinya sesuai jadwal. Jadi nostalgia masa sekolah dulu, belajar kelompok bersama teman-teman. Bedanya, kalau sekarang, belajar kelompoknya melalui grup online. Peserta dari berbagai daerah pun bisa bergabung dalam satu kelompok.

Lebih seru lagi saat sesi presentasi. Satu per satu setiap kelompok memaparkan hasil diskusi dari grup kecil ke kelas. Kemudian, di kelas pun akan ramai dengan tanggapan dan tanya jawab. Sesi ini semakin menarik hati dengan bertebarannya media edukasi hasil karya masing-masing kelompok. Media yang berbagai macam bentuknya semakin memperkaya wawasan kami.

Jadi, di materi 11 ini, kami tidak hanya mendapatkan materi tentang fitrah seksualitas saja. Namun, ada banyak pengalaman yang bisa kami rasakan keseruannya bersama. Keseruan itu bisa dirasakan salah satunya dari ungkapan peserta Kelas Bunda Sayang SSJP (Semarang Salatiga Jepara Pekalongan) berikut ini,

Rini Utami :
Saya bersemangat sekali membuat media edukasi yg beda sehingga materi bisa tersampaikan dg jelas,otomatis sambil memahami materi ketika membuat media dan saya juga jadi lebih dekat teman2 dsini 😊


Sumber tulisan :

Harry Santosa, Fitrah Based Education, 2016
Syaikh Muhammad Said Mursi, Seni Mendidik Anak 2, 2004
Diskusi Fitrah Seksualitas Kelas Bunda Sayang Fasilitator Nasional, 2018
Diskusi Fitrah Seksualitas Kelas SSJP, 2018


#AliranRasa
#GameLevel11
#KuliahBunSayIIP
#MembangkitkanFitrahSeksualitasAnak

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manusia dicipta

Taman Legenda Keong Mas

PASANG TANDA AIR

Berkunjung ke Kantor Kecamatan Pasar Minggu