YUUK... JADI ORANG TUA YANG HADIR


Apa maksud judul tulisan ini ya?

Ini adalah kalimat penutup dari presentasi kelompok 5 Kelas Bunda Sayang Fasilitator Nasional. Kenapa kalimat ini yang disajikan sebagai penutup presentasi?

Presentasi ini dimulai dengan membahas tentang pengertian Fitrah Seksualitas. Memahami fitrah seksualitas ini sangat penting karena berkaitan dengan peran sejati yang akan diemban setiap orang dewasa. Orang tua perlu terus berlatih dan menggali ilmu bersama anak, supaya ketika saatnya anak-anak aqil baligh, pemahaman dan pemaknaan fitrah seksualitasnya sudah terpenuhi. Anak-anak mampu berperan sesuai dengan fitrahnya. Ketika tahapan-tahapan fitrah seksualitasnya dilalui dengan optimal, saat aqil baligh insya Allah anak-anak paham dengan perannya masing-masing.

Berkaitan dengan kondisi masyarakat saat ini, banyak tantangan di depan mata yang perlu dibenahi. Hal-hal negatif bermunculan di masyarakat yang seakan itu menjadi tren. Hal negatif tersebut dengan cepat menyebar ditambah dengan belum optimalnya peran orang tua dalam membersamai anak-anak. Anak-anak dengan mudah mendapatkan informasi dari lingkungan sekitarnya. Jika peran orang tua tidak maksimal dalam membersamai mereka, maka anak-anak pun bisa lepas kendali.

Solusi apa yang dihadirkan oleh kelompok 5 ini?

Solusi HADIR. Ya, HADIR. Kelompok 5 menuliskan bahwa :

Hadir itu bukan sekedar ada,
Hadir itu memperhatikan
Hadir itu mendengarkan
Hadir itu sepenuh jiwa
Hadir itu setulus hati
Hadir itu Belajar
Hadir itu Bergerak

‘Hadir’ dan ‘Sekedar datang’ atau ‘sekedar ada’ tentu berbeda. Ketika Hadir sudah maksimal, maka akan sampai pada Paham, dengan Paham akan jadi Cinta, kemudian bisa menjadi Contoh lalu masuk menjadi Mitra. Sebaliknya, jika tidak hadir maka tidak akan ada paham, cinta, contoh dan mitra. Kelompok 5 pun mengajak para orang tua untuk HADIR dalam aktivitas dan kehidupan anak-anak.

Secara lengkap, pemaparan ini bisa dilihat di video berikut,


Setelah presentasi, ada sebuah pertanyaan muncul terkait presentasi ini,

Mesa Dewi : Formula ini keren banget 😍👏🏽

Mba @⁨Ressy Laila Kordi Iip⁩  dan tim, berkenankah sharing perjalanan membersamai anak-anak terkait hal ini? 😍

Ressy Laila : Ini terasa banget mba...
Saat saya benar - benar hadir sebagai istri & ibu, saya memperhatikan , saya mendengarkan dengan sepenuh hati , setulus jiwa semua kebutuhan suami & anak-anak, saya belajar untuk selalu meningkat , terus semangat untuk melakukan dengan bahagia ....saya akan paham betapa mulianya peran saya , sehingga saya bisa melaksanakan semua peran dengan penuh cinta sehingga akan menghasilkan banyak cinta dalam keluarga...

Usia 0-7 tahun kami berusaha memenuhi jiwa anak-anak dengan Cinta, kehangatan dalam keluarga

7-14 Masa contoh , 7-10 mencontoh sesuai gender , 11-14 mencontoh lintas gender.
Jika masa ini  kita bisa menjadi teladan/ contoh anak-anak maka kita akan menjadi idola mereka .

>15 Masa Mitra, masa ini anak-anak sudah ingin punya eksistensi sendiri. Jika masa sebelumnya anak-anak mengidolakan kita tentu masa ini anak-anak tidak akan ragu menjadi mitra kita .

Anak saya yg paling besar 13 th November kemarin mba , dulu saat masih sekolah kelas 3 pernah gurunya menyampaikan ke saya , ingin sekali bertemu saya karena beliau penasaran karena Caca begitu mengidolakan Uminya ..#eeaa
Alhamdulillah insyaAllah sampai  sekarang kami bisa mengobrolkan apapun berdua, semoga begitu juga nnt dengan adik2nya, aamiin...

Formula ini sebenarnya nasehat untuk selalu mengingatkan saya juga 😇😇

Semoga nggak bulet ya mba..🙏🏻🙏🏻🙈🙈


Selesai sudah tulisan kali ini dari hasil presentasi kelompok 5 yaitu Ressy Laila, Yesi Dwifitria, Evi Wiliyanti dan Nisa Nur'arifah. Sampai jumpa lagi di catatan selanjutnya…


Sumber tulisan :

Diskusi Fitrah Seksualitas Kelas Bunda Sayang Fasilitator Nasional, 2017


#Hari4
#Tantangan10Hari
#GameLevel11
#KuliahBunSayIIP
#MembangkitkanFitrahSeksualitasAnak

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manusia dicipta

Taman Legenda Keong Mas

PASANG TANDA AIR

Berkunjung ke Kantor Kecamatan Pasar Minggu