The Little Prince
Sebuah cerita tentang seorang anak
perempuan yang dididik dari kecil untuk menjadi dewasa sesuai keinginan orang
tuanya. Hidupnya telah diatur sedemikian rupa dengan jadwal padat untuk
mencapai keinginan. Keinginan yang
mewakili ambisi orang tuanya. Seakan-akan
keinginan itu adalah cita-cita sang anak, padahal merupakan perwujudan dari
tata aturan orang tua.
Anak perempuan tersebut menjalani
hari-harinya dengan sangat serius. Alarm waktu selalu berbunyi untuk
mengingatkan jadwal selanjutnya yang harus diselesaikan. Aktivitas anak ini
sangat padat, mulai dari bangun tidur hingga kembali memejamkan mata di malam
hari. Ia tak mau sedikitpun mengingkari jadwal yang sudah dibuat oleh orang
tuanya. Akibatnya fatal jika ia tidak memenuhi jadwal yang sudah ditetapkan,
barang sedikitpun.
Masa kanak-kanaknya seakan tercerabut
dari akarnya. Masa untuk memenuhi rasa ingin tahu yang begitu besar, seakan
menguap begitu saja. Masa untuk bereksplorasi terhadap berbagai macam hal di
sekitarnya seakan tidak ada lagi. Hidupnya adalah untuk belajar dan
beraktivitas yang mendukung keinginan orang tuanya.
Keadaan itu berubah drastis saat ia mencoba
mencari tahu tentang keadaan tetangga sebelah rumahnya. Seorang bapak tua yang
hidup sebatang kara. Rumahnya pun terlihat layaknya sebuah gudang tua.
Peralatan yang menghiasi rumah tersebut menyiratkan sebuah bengkel tua yang
kurang terawat. Ada banyak alat berserakan dan sering membuat masalah bagi
bapak tua penghuninya.
Anak perempuan ini justru semakin penasaran.
Apalagi sang bapak tua menyambutnya dengan ramah dan mengajaknya bercerita
tentang seorang pangeran kecil. Cerita yang membuat anak perempuan
bertanya-tanya bagaimana kelanjutannya. Rasa ingin tahu anak perempuan pun mulai
muncul kembali. Keinginan untuk mengetahui lebih jauh tentang cerita pangeran
kecil ini, menggerakkan kaki sang anak untuk rutin berkunjung ke rumah bapak
tua.
Ia terus menduga-duga akhir cerita
sang pangeran kecil. Ia bahkan rela meninggalkan jadwal-jadwal padat
aktivitasnya demi menunggu cerita bapak tua. Bapak tua pun merasa sangat
bahagia. Menemukan teman kecil yang ramah dan mau mendengarkan ceritanya.
Setelah sekian lama dan sekian banyak orang tidak pernah menanggapinya.
Kebahagiaan bapak tua ini sungguh
sampai pada puncaknya. Ia ingin berbagi kebahagiaan dengan anak perempuan itu
dan mengajaknya pergi makan bersama di sebuah tempat makan. Dikeluarkanlah
mobil yang sudah lama tidak dikendarainya. Bapak tua pun mengajak teman
kecilnya naik ke mobil dan mulai berjalan pelan menuju pintu keluar komplek.
Belum sampai keluar pagar komplek, penjaga pun membunyikan peluitnya untuk
menghentikan mobil bapak tua.
Penjaga menghampiri dan mengingatkan
bapak tua untuk tidak mengendarai mobil lamanya lagi. Penjaga pun meminta bapak
tua dan teman kecilnya untuk kembali ke rumah masing-masing. Penjaga tidak
ingin ada kejadian seperti ini lagi. Apalagi disamping bapak tua, ada anak
perempuan kecil yang menatapnya tak mengerti. Seakan bertanya, “Ada apakah
sebenarnya?”.
Bapak tua pun mengajak anak perempuan
untuk kembali ke rumah masing-masing. Mencoba menghilangkan kebahagiaan hatinya
yang telah lama ia simpan. Kembali menikmati kesendiriannya di rumah tua.
Berkutat dengan aktivitas seperti sedia kala. Menjadi seorang bapak tua yang
sendiri, tak ada saudara dan tak ada teman.
Lalu, bagaimana dengan anak perempuan
tetangga bapak tua?
Jawabannya ada di Film The Little
Prince. Film bagus yang bercerita tentang pendidikan dan pengasuhan anak.
Menggambarkan sosok seorang anak yang kehidupannya diatur sedemikian rupa oleh
orangtuanya. Kemudian, anak tersebut mencoba mencari jalan untuk bisa meraih
kehidupannya sendiri. Menjadi dewasa dengan hati.
#ODOPfor99days
#day50
thx, berkat blog ini saya bisa tau judul filmnya, dulu sering liat di iklan XXI, tp lupa judulnya :D.
BalasHapus