Berbicara dengan hati
Setelah mengikuti webinar Ibu
Profesional tentang Komunikasi Produktif, ternyata ada dua hal yang kurang pas selama
ini. Saya sering melakukannya dan itu
termasuk dalam kategori komunikasi yang belum produktif. Dua hal tersebut
adalah pertama, sering berbicara kepada
anak-anak dengan melakukan aktivitas yang lain. Kedua, ketika berbicara dengan anak-anak dua atau tiga kali tidak
direspon, saya sering merespon balik dengan emosi negatif. Dua hal ini yang
masih sering terjadi ketika berkomunikasi dengan anak-anak.
Setelah belajar tentang
Komunikasi Produktif, saya semakin sadar bahwa komunikasi yang saya lakukan
beberapa waktu ini kurang produktif. Ketika melakukan komunikasi dengan orang
lain, kita harus fokus. Menatap matanya dan terjadi kontak. Hal ini tidak akan
terjadi ketika kita berkomunikasi diiringi dengan melakukan aktivitas lain. Fokus
kita akan terpecah. Jika bisa kontak mata pun itu hanya sekilas terjadi.
Ketika berkomunikasi pun kita
perlu menata emosi tetap pada level suara perut. Posisi tenang dan penuh energi
positif. Perasaan-perasaan negatif perlu kita minimalisir keberadaannya dalam
hati kita. Komunikasi yang diiringi emosi negatif, tidak akan berhasil
maksimal. Jika emosi negatif yang menguasai, maka perpindahan perasaan dalam
berkomunikasi tidak akan bisa optimal, karena diliputi perasaan-perasaan negatif.
Tantangan besar untuk pribadi
saya, mulai berubah sedikit demi sedikit. Mulai dengan selalu melakukan kontak
mata ketika berbicara dengan anak-anak, sehingga energi yang kita keluarkan
untuk berkomunikasi akan efektif. Saya juga mulai harus menata dan mengendalikan
perasaan dan emosi saya. Apapun respon yang dilakukan anak-anak, saya selalu
dalam posisi stabil dan bersungguh-sungguh. Belajar untuk merelakan hal-hal
yang bersifat negatif dan selalu menghadirkan energi positif di setiap
keadaan.
#ODOPfor99days
#day54
Komentar
Posting Komentar