Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

"Dahar kembul"

Makan bersama adalah satu kegiatan yang sering kami lakukan dalam keluarga. Makan bersama ini biasa kami sebut dengan “dahar kembul” . Dalam Bahasa Jawa, dahar berarti makan dan kembul artinya bersama. Jadi, satu piring lengkap dengan isinya, dimakan bersama-sama; saya, suami dan anak-anak. Dan kami selalu menikmati kegiatan ini meski seringnya nasi di atas piring berteman dengan menu yang sederhana; hupe lagi, hupe lagi (baca: tahu tempe). “Dahar kembul” ini, bagi keluarga kami menjadi sarana makan yang efektif untuk anak-anak. Karena saat kita makan dengan cara ini, anak-anak langsung dengan sigap bergabung dan lahap menghabiskan makanan yang ada, tanpa alasan lagi. Mereka pun dengan suka rela menggerakkan tangannya untuk berusaha mengambil makanan. Walau terkadang ada sedikit insiden kecil yang mewarnai, seperti beradunya kepala anak-anak, karena sama-sama menunduk saat makan. Dan untuk saat ini, “dahar kembul” masih menjadi cara asyik kami untuk mengajak anak-anak ma

Bahagia itu

Bahagia itu Saat anak-anak makan dengan lahapnya sepiring nasi sayur berdua Saat anak-anak berceloteh tiada henti mencurahkan seluruh imajinasinya Saat anak-anak bergerak kesana kemari dengan gesitnya Saat anak-anak bisa terlelap tidur dengan nyaman Bahagia itu Saat suami selalu rindu rumah dan berkumpul dengan anak istri Bahagia itu Saat istri menjadi satu bagian tim keluarga yang solid Dan Bahagia itu Saat seluruh anggota keluarga Mampu tumbuh bersama saling mendukung Berkolaborasi Menggapai barokah dunia akhirat

Bersih-bersih rumah

Gambar
Setelah kemarin seharian beraktivitas di luar rumah, hari ini kita sepakat untuk berkegiatan di rumah. Membersihkan rumah dan segala isinya. Sebelum mulai membersihkan rumah, saya dan Yoga melakukan kesepakatan, apa yang akan saya kerjakan dan apa yang akan diselesaikan oleh Yoga. Dan Yoga memilih untuk mengepel lantai. Setelah sepakat, saya pun mulai beraktivitas membersihkan rumah. Saya mencuci dan menjemur baju, mencuci perabotan rumah tangga, kemudian menyapu lantai. Setelah selesai menyapu lantai, saya pun mengingatkan Yoga tentang pilihan tugasnya mengepel. Yoga yang sedang asyik bermain dengan legonya, tidak menanggapi. Tetap asyik bermain bongkar pasang lego. Saya pun mendiamkannya. Beberapa saat berlalu, Yoga belum beranjak. Saya mengingatkan lagi akan tugasnya untuk mengepel lantai. Dan Yoga pun akhirnya beranjak mengambil pel dan cairan pembersihnya. Mulailah Yoga pel seluruh lantai rumah. Yoga melakukannya dengan senang hati, pun ketika saya cek lagi lantai yang suda

Satu hari yang istimewa

Sabtu, 24 Oktober 2015 Hari ini adalah waktu istimewa saya, “me time” . Bukan perawatan di salon, bukan belanja ke pasar atau mall, tapi seharian saya belajar. Belajar untuk lebih “membaca” diri saya, kekuatan dan kelemahannya. Kemudian belajar untuk fokus memupuk kekuatan hingga menjadi jalan manfaat bagi banyak orang. Ya, “me time” saya seharian belajar di “Training Talents Mapping” dari pagi jam sembilan hingga jam lima sore. Satu hari yang istimewa, karena sudah lama saya menunggu kesempatan untuk bisa ikut talents mapping ini. Training ini diawali dengan mengisi tes beberapa hari sebelumnya lewat email , yang kemudian saat hari pelatihan, hasil tes kita dibagikan dan dibacakan. Dari hasil tes itu kita mengetahui dimana kekuatan kita dan di sebelah mana kelemahan kita. Jika kita mengamati kelemahan, rasanya kita masih kurang produktif dan punya banyak pekerjaan rumah yang begitu berat. Namun, ketika kemudian kita fokus pada kekuatan kita, wow! ada banyak hal yang bisa k

Sepeda hijau Putri

Gambar
Sore ini Putri bersemangat untuk belajar naik sepeda. Sejak bangun tidur sudah bersiap-siap mengayuh pedal sepeda hijaunya. Saya pun bergegas menemaninya keluar rumah untuk belajar naik sepeda. Awal-awal belajar, sepedanya minta dipegangi dan Putri sedikit demi sedikit belajar mengayuh pedal. Sebentar–sebentar kakinya lepas dari pedal dan sepeda berhenti. Kemudian minta jalan lagi dan tetap masih dipegangi. Saya mencoba untuk menguji nyalinya dengan pelan-pelan melepas pegangan sepedanya. Ketika Putri tahu pegangannya dilepas, dia justru menghentikan sepedanya, bukan berusaha untuk mengayuh pedal sendiri. Ah! Beda paham ternyata. Maksud hati melepas sepeda pelan-pelan, supaya Putri cepat bisa belajar keseimbangan, ternyata justru Putri merasa tidak nyaman dan belum berani mengayuh sendiri sepedanya. Padahal tubuhnya sudah cukup mampu menopang dan menjaga diri sewaktu-waktu akan jatuh. Dan kakinya pun sudah cukup panjang untuk menjaga keseimbangan tubuhnya. Namun, Putri tetap bel

Belajar berkebun

Gambar
“Ibu, tanaman di pot sudah ada empat sekarang”, teriak Yoga kegirangan. “Alhamdulillah, berarti sudah saatnya kita pisahkan tanaman-tanaman ini ke masing-masing pot. Jadi satu tanaman tumbuh di satu pot”, jawab saya. Dan mulailah kami sibuk dengan urusan memindahkan tanaman. Yoga menyiapkan pot-pot ukuran sedang dan mengisinya dengan media tanam secukupnya. Saya mengeluarkan tanaman-tanaman yang masih mungil dan memisahkan satu per satu untuk dipindah ke pot-pot ukuran sedang. Setelah pot ukuran sedang siap dengan media tanamnya, kami pun pelan-pelan memindahkan satu per satu tanaman cabe keriting mungil ini. Selesai dipindah ke pot masing-masing, tanaman itu kemudian diberi air secukupnya, lalu ditata berjejer di tempat yang cukup sinar matahari. Selesai memindahkan tanaman di masing-masing pot, kami pun merapikan kembali alat-alat yang sudah tidak terpakai. Dan saya sudah berpindah tempat ke dapur untuk memasak. Yoga ternyata belum beranjak dari tempat belajar berkebunny

Ibu, tetaplah di rumah

            Awal menikah, saya masih menjadi ibu bekerja di sebuah radio swasta. Jam kerja dari pagi hingga sore cukup menyita waktu, apalagi sering ada jadwal masuk kerja pada hari libur. Praktis waktu liburan terpotong untuk menyelesaikan pekerjaan. Sejak mengandung anak pertama, di usia kehamilan enam bulan, saya memutuskan untuk berhenti bekerja. Pertimbangan utama, ingin konsentrasi penuh menemani anak. Tak tega rasanya, jika anak yang didambakan, mesti dititip-asuhkan kepada orang lain, meskipun itu keluarga besar. Respon teman kerja dan keluarga besar pun beragam. Rata-rata menyayangkan keputusan saya untuk resign , apalagi radio tersebut masih dalam proses bertumbuh dan berkembang, hingga sangat dibutuhkan personil-personil yang paham proses dari awal. Keluarga besar pun mempertanyakan, seberapa siapkah saya menghadapi kenyataan untuk menjadi full time mother . Dan pilihan itu sudah saya putuskan. Saya tetap berniat mengabdi sepenuhnya untuk keluarga, suami dan anak-anak.

Senandung Doa Al Qurán

Gambar
Allah Rahmati kami dengan Al Qurán Jadikan ia pimpinan, cahaya, petunjuk dan rahmat Allah Ingatkan kami apa yang terlupa ajarkanlah, ajarkanlah yang tak diketahui Rizkikan kami membacanya siang dan malam siang dan malam sepanjang siang dan malam Jadikan ia penolong kami Ya Robbal Álamiiin Masjid At Tiin

Semangat dan Empati

Belajar dari bocah 6tahun, bagaimana berempati dan bersemangat melakukan suatu hal Satu siang, saat kami bersiap pulang dari sebuah acara, tiba-tiba si bungsu panik. Dia mencari-cari mainan yang dibawanya dari rumah. Di kantong baju, di kantong jaket, di tas, tak ditemukannya barang yang dicari. Semakin bingunglah si bungsu, hingga raut wajahnya mulai berubah menjadi sedih, hampir putus asa. Si sulung, dengan sigap segera bertanya, "Dimana terakhir mainan itu diletakkan??" Si bungsu menjawab, "Di tempat mainan masak-masakan tadi.." Si sulung langsung berusaha mengingat-ingat, karena saat bermain tadi, mereka berdua selalu berdekatan, sehingga si sulung banyak melihat tempat dan juga aktivitas yang dilakukan si bungsu. "Oh ya, aku tau tempatnya!" seru si sulung yang segera berlari ke tempat yang dimaksud. Sampai di tempat tujuan, ruangan sudah mulai bersih. Banyak mainan sudah diberesi dan dimasukkan ke dalam kotak-kotak yang sesuai. Ta