Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2018

BERWIRAUSAHA SOSIAL, MENGASAH EMPATI DAN MENTAL PENGUSAHA

Gambar
Memiliki kemampuan menjalankan wirausaha sosial (sociopreneur), menjadi kebutuhan bagi anak-anak di masa depan. Ketrampilan ini mengasah dua hal sekaligus, yakni empati dan mental berwirausaha. Sociopreneur , tidak hanya menekankan pada titik menjalankan usaha atau bisnis secara optimal. Namun, sisi sosialnya pun memiliki peran besar. Seorang sociopreneur , harus berpikir dampak terhadap masyarakat dan lingkungan. Berwirausaha sosial berarti tidak memikirkan usaha untuk diri sendiri. Ada masyarakat dan lingkungan yang mesti diperhatikan oleh seorang wirausaha sosial. Sociopreneur atau social-entrepreneur merupakan kegiatan berwirausaha berbasis bisnis namun dengan misi utamanya menciptakan social-impact yaitu meningkatkan harkat dan taraf hidup masyarakat kelas menengah ke bawah. Masyarakat kelas menengah bawah yang dimaksud oleh definisi tersebut biasanya telah ditentukan secara spesifik karakteristik atau populasinya. Definisi ini menggambarkan bahwa sociopreneur merupakan

MEMAHAMI KEMBALI MAKNA PENDIDIKAN

Gambar
Enam tahun yang lalu, kami memahami bahwa ketika anak-anak sudah direncanakan jenjang sekolah formalnya, dipilihkan lembaga yang terbaik, maka amanlah pendidikannya. Saat mereka seragam dengan anak tetangga kanan kiri, legalah kami. Ketika kami bisa menjawab pertanyaan terkait lembaga pendidikan yang cukup keren tempat anak-anak belajar, ada rasa tenang di hati. Namun kemudian, kami mencoba membuka mata lebih lebar. Mengulik lebih dalam apa yang dirasakan anak. Ternyata, ada ketidaknyamanan di sana. Rasa bersalah pun mulai bergelayut dalam hati kami, dan kami sepakat untuk belajar lagi. Memaknai kembali arti pendidikan. Ngobrol bareng hari Senin (10/12/2018) di WAG School for Homeschool Facilitators, semakin melengkapi proses kami memahami kembali pendidikan. Dimulai dari obrolan seputar Home Based Education . Para anggota grup pun mengungkapkan ide-idenya, diantaranya sebagai berikut : Dewi : Kalo ini pemaknaan yang kami tarik sendiri ya, bu. Kenapa saya dan ⁨Pak N