Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

BERWIRAUSAHA SOSIAL, MENGASAH EMPATI DAN MENTAL PENGUSAHA

Gambar
Memiliki kemampuan menjalankan wirausaha sosial (sociopreneur), menjadi kebutuhan bagi anak-anak di masa depan. Ketrampilan ini mengasah dua hal sekaligus, yakni empati dan mental berwirausaha. Sociopreneur , tidak hanya menekankan pada titik menjalankan usaha atau bisnis secara optimal. Namun, sisi sosialnya pun memiliki peran besar. Seorang sociopreneur , harus berpikir dampak terhadap masyarakat dan lingkungan. Berwirausaha sosial berarti tidak memikirkan usaha untuk diri sendiri. Ada masyarakat dan lingkungan yang mesti diperhatikan oleh seorang wirausaha sosial. Sociopreneur atau social-entrepreneur merupakan kegiatan berwirausaha berbasis bisnis namun dengan misi utamanya menciptakan social-impact yaitu meningkatkan harkat dan taraf hidup masyarakat kelas menengah ke bawah. Masyarakat kelas menengah bawah yang dimaksud oleh definisi tersebut biasanya telah ditentukan secara spesifik karakteristik atau populasinya. Definisi ini menggambarkan bahwa sociopreneur merupakan

MEMAHAMI KEMBALI MAKNA PENDIDIKAN

Gambar
Enam tahun yang lalu, kami memahami bahwa ketika anak-anak sudah direncanakan jenjang sekolah formalnya, dipilihkan lembaga yang terbaik, maka amanlah pendidikannya. Saat mereka seragam dengan anak tetangga kanan kiri, legalah kami. Ketika kami bisa menjawab pertanyaan terkait lembaga pendidikan yang cukup keren tempat anak-anak belajar, ada rasa tenang di hati. Namun kemudian, kami mencoba membuka mata lebih lebar. Mengulik lebih dalam apa yang dirasakan anak. Ternyata, ada ketidaknyamanan di sana. Rasa bersalah pun mulai bergelayut dalam hati kami, dan kami sepakat untuk belajar lagi. Memaknai kembali arti pendidikan. Ngobrol bareng hari Senin (10/12/2018) di WAG School for Homeschool Facilitators, semakin melengkapi proses kami memahami kembali pendidikan. Dimulai dari obrolan seputar Home Based Education . Para anggota grup pun mengungkapkan ide-idenya, diantaranya sebagai berikut : Dewi : Kalo ini pemaknaan yang kami tarik sendiri ya, bu. Kenapa saya dan ⁨Pak N

BERKATA BENAR ATAU DIAM

Bertutur baiklah kepada manusia. Sebuah kalimat pengingat supaya senantiasa menjaga perkataan yang muncul. Selalu siap dengan perkataan yang benar dan baik. Jika tidak ada hal baik yang bisa dikatakan, maka lebih baik diam saja. Apalagi saat perkataan itu mengalir di depan anak-anak. Orang tua harus mempersiapkan segala perkataan yang baik dan benar karena anak-anak adalah peniru ulung. Orang tua merupakan panutan pertama dan utama yang ditemui oleh anak-anak. Jika orang tua menghadirkan komunikasi yang kurang baik, maka hal tersebut akan diserap dan dicontoh oleh anak-anak. Apalagi jika anak-anak dalam tahapan usia dini, mereka merekam semua yang dikatakan orang tua tanpa kecuali. Di sini, orang tua sangat perlu menata komunikasi dan perkataan yang dihadirkan untuk anak-anak. Kata-kata yang orang tua ucapkan kepada anak membawa pengaruh besar bagi hidupnya. Tiap kata atau kalimat yang orang tua sampaikan akan sekaligus membawa pesan tersirat tentang diri anak, berhubungan dengan

Mengolah Sisa Konsumsi Organik Rumah Tangga

Gambar
Pekan lima Kelas Hijrah Nol Sampah IP Jakarta. Masih terkait dengan  materi sebelumnya mengenai daur ulang. Pekan empat membahas daur ulang untuk sisa konsumsi anorganik. Pekan ini membahas tentang sisa konsumsi organik dalam rumah tangga. Sisa konsumsi organik, selama ini kami masukkan ke lubang biopori yang ada di halaman rumah. Beberapa waktu kami sudah melakukannya. Namun, ketika lubang biopori penuh, kami kadang masih membuang sisa konsumsi ke tong sampah. Jadi, sampah di tong kami, isinya terkadang agak banyak. Selain sisa konsumsi organik, dulu kami pun membuang sisa konsumsi anorganik ke tong sampah yang akan diangkut tukang kebersihan. Setelah mengikuti Kelas Intensif Hijrah Nol Sampah, pola perlakuan kami terhadap sisa konsumsi menjadi berbeda. Sisa konsumsi anorganik seperti plastik, botol dan sejenisnya, kami cuci bersih lalu dikeringkan. Setelah kering, bisa kami gunakan kembali atau dibuat hasil karya lain yang bermanfaat. Salah satu lubang biopori di hala

Belajar Daur Ulang

Gambar
Materi ke empat kelas Hijrah Nol Sampah membahas tentang Daur Ulang atau Recycle . Proses daur ulang ini dilakukan ketika barang-barang yang masuk ke rumah, masih banyak menghasilkan plastik dan lain sebagainya. Daur ulang bisa dilakukan dengan cara repair dan upcycle . Repair yaitu memperbaiki fungsi barang hingga bisa dipakai kembali. Upcycle yakni menaikkan  fungsi suatu barang sehingga barang tersebut bisa dipakai dengan fungsi yang berbeda. Simak yuuk proses belajar daur ulang di rumah kami… Dimulai dari belajar memisahkan sampah anorganik. Setelah kami cermati, ada beberapa jenis sampah anorganik. Botol kaca; botol, kantong dan wadah plastik. Ada tutup galon juga karena kami masih mengkonsumsi air minum isi ulang. Lalu kardus, kertas, styrofoam dan kain. Masih banyak jenis ternyata yang masuk ke rumah kami. Botol kaca, ini adalah hadiah dari teman ketika lebaran kemarin. Waktu itu botol berisi sirup kegemaran anak-anak. Saat ini, sirup sudah habis. Botol kaca ka

Perlukah Anak Berlatih Mengelola Keuangan?

Gambar
Melatih anak untuk mengelola keuangan sangatlah penting. Hal ini berpengaruh pada proses hidupnya ketika dewasa kelak. Anak yang terbiasa berlatih mengelola keuangan sejak dini, akan bisa mengatur uangnya dengan baik. Mereka bisa menata keuangannya berdasarkan latihan-latihan yang dilakukan. Mengutip karya Benjamin Graham dalam buku Intelligent Investor (Santo Vibby, 2012) dikatakan bahwa tidak ada masalah untuk mengenalkan manajemen uang pada anak. Menurut buku tersebut, ada sejumlah jenjang usia yang harus diperhatikan orang tua ketika  mengenalkan pengelolaan uang pada anak. Berikut uraian ideal mengenai usia anak dalam mengenalkan dan mengajarkan tentang uang versi Graham : 1. Usia 9 tahun Di usia ini, pembelajaran tata kelola keuangan diawali dengan pemberian uang saku mingguan. Uang itu kemudian dialokasikan dalam tiga toples yang berbeda. Toples pertama digunakan untuk konsumsi, toples kedua untuk tabungan jangka panjang dan toples ketiga digunakan untuk amal. Aloka

Tips Komunikasi dalam Keluarga

Gambar
Ketika rasa kecewa melanda, apa yang kita lakukan? Saat marah memuncak, bisakah kita tetap tenang? Rasa kecewa, marah sering kita alami dalam kehidupan sehari-hari. Terkadang kita kecewa atas sikap anak-anak yang kurang sesuai dengan apa yang disepakati. Saat kenyataan belum sesuai dengan rencana, sering menimbulkan kemarahan dalam dada. Hal-hal yang berbeda dengan persepsi kita, sering memicu rasa negatif muncul. Bagaimana cara berkomunikasi yang baik, saat rasa negatif menyelimuti hati dan pikiran kita? Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan supaya komunikasi tetap lancar meski rasa negatif menghampiri. Pertama , saat rasa negatif mulai melanda, alangkah baiknya kita berhenti sejenak. Memisahkan diri dari anggota keluarga lain. Misalnya, jika kejadian yang membuat rasa negatif muncul ada di ruang keluarga, kita bisa minta ijin sebentar untuk menenangkan diri di kamar. Kita bisa melakukan komunikasi diri sendiri atau komunikasi intrapersonal.  Komunikasi dengan diri send

Mari Kita Reuse

Gambar
Reuse yakni menggunakan kembali barang-barang yang kita miliki. Sebelum memutuskan untuk membeli suatu barang, sebaiknya kita ‘berbelanja’ dulu di dalam rumah. Adakah barang yang fungsinya sama dengan yang kita butuhkan? Apakah barang yang akan kita beli, termasuk kategori sekali pakai atau bisa dipakai berulang kali? Pertimbangan-pertimbangan ini menjadi landasaan utama kita bergerak, supaya ketika memutuskan jadi membeli atau tidak suatu barang, tidak ada penyesalan di kemudian hari. Perjuangan nol sampah pun tetap berusaha kita jaga jalannya  sesuai dengan koridor. Nah selanjutnya, seperti apa praktek Reuse dalam keluarga kami? Mari kita amati… Mulai dari televisi. Beberapa tahun belakangan ini, kami tidak punya televisi. Alasannya,  anak-anak masih kecil dan belum bisa memilih mana tontonan yang cocok dan mana yang tidak cocok. Akhirnya, televisi kami keluarkan dari rumah. Waktu itu kondisinya masih bisa nyala dengan lancar. Saat ini, ketika usia anak-anak sudah le