Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2018

Belajar Daur Ulang

Gambar
Materi ke empat kelas Hijrah Nol Sampah membahas tentang Daur Ulang atau Recycle . Proses daur ulang ini dilakukan ketika barang-barang yang masuk ke rumah, masih banyak menghasilkan plastik dan lain sebagainya. Daur ulang bisa dilakukan dengan cara repair dan upcycle . Repair yaitu memperbaiki fungsi barang hingga bisa dipakai kembali. Upcycle yakni menaikkan  fungsi suatu barang sehingga barang tersebut bisa dipakai dengan fungsi yang berbeda. Simak yuuk proses belajar daur ulang di rumah kami… Dimulai dari belajar memisahkan sampah anorganik. Setelah kami cermati, ada beberapa jenis sampah anorganik. Botol kaca; botol, kantong dan wadah plastik. Ada tutup galon juga karena kami masih mengkonsumsi air minum isi ulang. Lalu kardus, kertas, styrofoam dan kain. Masih banyak jenis ternyata yang masuk ke rumah kami. Botol kaca, ini adalah hadiah dari teman ketika lebaran kemarin. Waktu itu botol berisi sirup kegemaran anak-anak. Saat ini, sirup sudah habis. Botol kaca ka

Perlukah Anak Berlatih Mengelola Keuangan?

Gambar
Melatih anak untuk mengelola keuangan sangatlah penting. Hal ini berpengaruh pada proses hidupnya ketika dewasa kelak. Anak yang terbiasa berlatih mengelola keuangan sejak dini, akan bisa mengatur uangnya dengan baik. Mereka bisa menata keuangannya berdasarkan latihan-latihan yang dilakukan. Mengutip karya Benjamin Graham dalam buku Intelligent Investor (Santo Vibby, 2012) dikatakan bahwa tidak ada masalah untuk mengenalkan manajemen uang pada anak. Menurut buku tersebut, ada sejumlah jenjang usia yang harus diperhatikan orang tua ketika  mengenalkan pengelolaan uang pada anak. Berikut uraian ideal mengenai usia anak dalam mengenalkan dan mengajarkan tentang uang versi Graham : 1. Usia 9 tahun Di usia ini, pembelajaran tata kelola keuangan diawali dengan pemberian uang saku mingguan. Uang itu kemudian dialokasikan dalam tiga toples yang berbeda. Toples pertama digunakan untuk konsumsi, toples kedua untuk tabungan jangka panjang dan toples ketiga digunakan untuk amal. Aloka

Tips Komunikasi dalam Keluarga

Gambar
Ketika rasa kecewa melanda, apa yang kita lakukan? Saat marah memuncak, bisakah kita tetap tenang? Rasa kecewa, marah sering kita alami dalam kehidupan sehari-hari. Terkadang kita kecewa atas sikap anak-anak yang kurang sesuai dengan apa yang disepakati. Saat kenyataan belum sesuai dengan rencana, sering menimbulkan kemarahan dalam dada. Hal-hal yang berbeda dengan persepsi kita, sering memicu rasa negatif muncul. Bagaimana cara berkomunikasi yang baik, saat rasa negatif menyelimuti hati dan pikiran kita? Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan supaya komunikasi tetap lancar meski rasa negatif menghampiri. Pertama , saat rasa negatif mulai melanda, alangkah baiknya kita berhenti sejenak. Memisahkan diri dari anggota keluarga lain. Misalnya, jika kejadian yang membuat rasa negatif muncul ada di ruang keluarga, kita bisa minta ijin sebentar untuk menenangkan diri di kamar. Kita bisa melakukan komunikasi diri sendiri atau komunikasi intrapersonal.  Komunikasi dengan diri send

Mari Kita Reuse

Gambar
Reuse yakni menggunakan kembali barang-barang yang kita miliki. Sebelum memutuskan untuk membeli suatu barang, sebaiknya kita ‘berbelanja’ dulu di dalam rumah. Adakah barang yang fungsinya sama dengan yang kita butuhkan? Apakah barang yang akan kita beli, termasuk kategori sekali pakai atau bisa dipakai berulang kali? Pertimbangan-pertimbangan ini menjadi landasaan utama kita bergerak, supaya ketika memutuskan jadi membeli atau tidak suatu barang, tidak ada penyesalan di kemudian hari. Perjuangan nol sampah pun tetap berusaha kita jaga jalannya  sesuai dengan koridor. Nah selanjutnya, seperti apa praktek Reuse dalam keluarga kami? Mari kita amati… Mulai dari televisi. Beberapa tahun belakangan ini, kami tidak punya televisi. Alasannya,  anak-anak masih kecil dan belum bisa memilih mana tontonan yang cocok dan mana yang tidak cocok. Akhirnya, televisi kami keluarkan dari rumah. Waktu itu kondisinya masih bisa nyala dengan lancar. Saat ini, ketika usia anak-anak sudah le

Menolak Sampah dan Merubah Gaya Hidup

Gambar
Kita kejar-kejaran waktu... kerusakan alam dan usaha perbaikan kita ngga sepadan laju kecepatannya Kita baru belajar mencegah, di saat yang sama sedotan 1000 mungkin sudah terbuang di tempat sampah (DK Wardhani dalam Sharing Pengalaman Hijrah Nol Sampah,  WAG Kelas HNS IP Jakarta) Deg. Pernyataan yang menghujam ke dalam hati. Langsung membayangkan, banyaknya sedotan yang jadi sampah, tersebar kemana-mana. Lalu dampak buruknya mempengaruhi  makhluk hidup di sekitarnya. Menghela napas panjaaang. Sedikit demi sedikit menata hati dan pikir kembali.  Terus memupuk tekad dan semangat sadar sampah. Allah SWT masih melimpahkan sehat dan luang, yuk optimalkan penuh kebaikan. Masuk pekan kedua program Hijrah Nol Sampah IP Jakarta, kami membedah poin Refuse dan Reduce, permulaan dari piramida 5R. Refuse ini menitikberatkan pada aktivitas menolak barang yang menghasilkan sampah. Mencegah sampah masuk ke rumah kita dengan menolak membeli, menerima dan menggunakan barang yang akan men

Gerakan melek sampah

Gambar
“Ha?! Itu sampah?”, tanya Putri dengan wajah tak percaya. “Itu plastik ya?”, Yoga meyakinkan dirinya atas apa yang dilihat. Ini sedikit respon yang muncul dari anak-anak, ketika kami mengagendakan untuk nonton video bersama di link ini, https://youtu.be/sjU5i98nx74 Video pendek tersebut membuat kami tercengang. Begitu parahnya pengaruh sampah dalam kehidupan. Selesai menonton video yang jadi bagian dari Materi Pekan 1 Kelas Hijrah Nol Sampah, kami pun melanjutkan dengan sesi ‘ngobrol produktif’. Membahas sampah dan efeknya dalam kehidupan. Kami mulai obrolan dengan bedah buku Sampah dan Daur Ulang karangan Sally Morgan.  Buku yang dihadirkan untuk anak-anak (juga orang tua) ini dicetak tahun 2009 dan masih relevan hingga saat ini. Berisi tentang pemahaman sampah dan bagaimana mengolahnya. Ada tiga istilah penting terkait sampah dalam buku ini yaitu mengurangi, menggunakan kembali dan mendaur ulang. Mengurangi adalah menghasilkan lebih sedikit sampah dengan membeli barang dalam ke