Rumah ilmu


Masuk tugas Matrikulasi Ibu Profesional kedua. Ada lima poin yang perlu dibedah dalam nice home work ini. Poin pertama adalah merasakan binar-binar cinta kembali kepada pasangan halal kita (suami). Memupuk rasa cinta dan kasih sayang suami istri supaya tumbuh dan berkembang semakin indah.

Setelah poin pertama tersebut, tugas kita kemudian melihat sisi kekuatan anak-anak dan diri kita sendiri. Kekuatan-kekuatan ini kemudian menjadi rumusan, kenapa kita dihadirkan oleh Allah di muka bumi ini. Apakah tugas khusus keluarga kita sebagai satu bagian unik dalam masyarakat di sekitar kita?

Nah, kita akan coba mulai bedah satu per satu lima poin tugas ini.

1.   Memupuk binar cinta dengan suami lewat surat
Tugas ini hadir ketika suami sedang ada tugas di luar, sehingga kami menggunakan media eletronik untuk berkirim surat. Setelah mendapat izin dari suami, berikut dilampirkan isi surat tersebut.

#surat untukmu#

Aku bukanlah seorang perempuan sempurna

Yang harus selalu berdiri tegak sendirian
Saat ombak menerjang
Harus menyunggingkan senyum manis
Saat hati terkoyak lara dan pilu

Aku bukanlah seorang perempuan sempurna
----------

Sempurnanya diriku sebagai perempuan

Ketika butuh menumpahkan segala gundah gulana rasa hati
Engkau selalu siap sedia menerimanya dengan lapang

Saat bimbang mendekat
Kau mampu menuntunku untuk menetapkan hati kembali

Saat energiku tiba-tiba terasa habis terkuras
Engkau memberiku ruang untuk bernafas hingga energiku penuh kembali
----------

Sempurnanya diriku sebagai perempuan

Ketika berada diantara dirimu dan anak-anak kita
Bisa tertawa lepas bersama saat bahagia menyapa
Menikmati tumpahan air mata bersama ketika kesedihan mendera
Berusaha bangkit kembali di atas kaki-kaki kita
Saat topan serta merta menyerbu rumah kita

Sempurnanya diriku adalah
Ketika berada diantara dirimu dan anak-anak kita

Pondokranggon, 18 Mei 2016

Surat terkirim dengan perasaan campur aduk. Sebenarnya sudah beberapa kali pengungkapan cinta ini kami hadirkan lewat tulisan, tapi setiap melakukannya selalu ada rasa penasaran yang menyelimutinya. Bagaimana ya respon suami? Ketika surat terkirim dan sudah dibaca oleh suami, jawabannya adalah, sebuah ungkapan rasa cinta mendalam untuk istrinya. Nyeess…rasanya… Sungguh saya sangat beruntung memiliki suami yang Allah hadirkan saat ini.

2.   Potensi kekuatan anak
 a.     Yoga
-      Yoga adalah seorang anak yang memiliki jiwa kepemimpinan. Ketika bermain dalam kelompok/ komunitas, Yoga suka menjadi leader. Dia bisa menjadi pengayom bagi temannya saat ikut ibu beraktivitas mengaji di Musholla. Keseharian di rumah, Yoga menjadi pemimpin bagi adiknya. Pemimpin sekaligus partner bagi adiknya ketika beraktivitas. 
-      Rasa empati yang dimiliki Yoga cukup tinggi. Dia akan segera bertindak dan melakukan sesuatu, ketika ada yang membutuhkan pertolongan.
-      Yoga seorang pembelajar mandiri. Membaca buku atau melakukan sesuatu berdasar keingintahuannya. Orang tua sering dibuat tercengang dengan perkembangan pengetahuannya dari hasil belajar mandirinya.
-      Cara belajar Yoga cenderung visual. Dia akan lebih cepat menangkap maksud ketika diberikan materi secara visual.

b.     Putri
-     Seorang anak perempuan yang ceria, suka bergerak dan sering tersenyum. Putri pandai bercerita hal-hal yang menjadi pengalamannya. Dia selalu membuat suasana rumah kami riang gembira dengan celotehannya, nyanyiannya dan gerakan tubuhnya.
-      Putri anak yang ramah. Dia suka menyapa dan mengajak ngobrol orang-orang yang dikenalnya.
-    Putri suka boneka dan badut. Jika datang ke acara-acara dongeng dengan sarana boneka, Putri suka mengajak berkenalan boneka tersebut.
-      Cara belajar Putri ini cenderung auditory. Banyak mendengarkan, maka Putri pun cepat menangkap maksud dari hal-hal yang disampaikan.

3.   Kekuatan potensi diri sendiri
Melihat kekuatan potensi diri ini mengacu pada hasil tes Talents Mapping. Pada intinya, kekuatan diri ada pada kesukaan mengumpulkan (Input) dan mempelajari/ belajar (Learner). Kekuatan Input ini pada kenyataannya memang terlihat dengan adanya banyak hal yang biasa dikumpulkan, mulai dari barang-barang bekas hingga hal-hal yang cukup bermanfaat. Sedangkan kekuatan learner/ kesukaan belajar ini sangat terasa sejak dulu. Selalu ingin tahu banyak hal dan mencoba mencari-cari informasi untuk mempelajarinya.

Ketika berada dalam keluarga kami, terasa sekali bahwa kekuatan tersebut sangat bermanfaat untuk proses tumbuh kembang keluarga. Barang-barang atau dokumen yang dulu sering dikumpulkan sebelum berkeluarga, ternyata sangat bermanfaat pada saat ini. Kemudian kekuatan learner juga sangat mendukung bagi anak-anak yang saat ini memilih untuk belajar di rumah. Kebiasaan mencari informasi dan pengetahuan ini sangat membantu proses belajar sehingga anak-anak termotivasi untuk terus mencari ilmu. Suami pun seorang yang suka belajar, sehingga kami sekeluarga saling mendukung untuk urusan belajar ini.

Satu lagi kekuatan yang bisa dimunculkan yakni mengenali dan menggali potensi orang lain (Developer). Kekuatan ini bermanfaat dalam keluarga ketika posisinya berada pada mengenali dan menggali potensi anak-anak dan suami, memberi masukan dan dukungan untuk semakin maju, sehingga mereka bisa semakin tumbuh dan berkembang.

 4.   Tantangan lingkungan dan kearifan lokal
 Tantangan yang terlihat di lingkungan sekitar kami antara lain :
- Beragamnya latar belakang pendidikan, pekerjaan dan karakter keluarga tetangga
-      Kesadaran kebersihan lingkungan, sopan santun masih perlu dioptimalkan
-      Berkurangnya ruang publik sebagai media interaksi masyarakat
-      Budaya kumpul-kumpul dengan pembicaraan kurang bermanfaat

Kearifan lokal di lingkungan kami :
-      Budaya sambatan/ gotong royong
-      Semangat membantu orang lain masih tinggi

Kehadiran keluarga kami saat ini di lingkungan sekitar, sedikit memberi warna dalam masyarakat. Kami mencoba untuk bersikap produktif dan proaktif dengan keadaan lingkungan sekitar. Menemani anak-anak tetangga bermain dan mengaji di Musholla sebagai salah satu aktivitas positif . Meluangkan waktu dan pikiran untuk berbagi pengetahuan dengan ibu-ibu sekitar tentang hal-hal terkait pengasuhan anak-anak dan keluarga. Kami juga belajar memfasilitasi ibu-ibu yang ingin menambah ketrampilan dengan membuka kelas menjahit tas.

5.   Peran spesifik keluarga
Peran spesifik keluarga yang kami rasakan saat ini, berdasarkan pada kesukaan kami untuk belajar. Kami senang mencari dan memperoleh informasi baru yang dibutuhkan dan tentu bermanfaat untuk kehidupan keluarga kami. Di samping itu, kami pun berusaha untuk bisa membagikan informasi/ pengetahuan yang telah kami dapatkan ke lingkungan sekitar yang membutuhkan. Jadi, kami mencoba untuk menyebarkan kebaikan semampu tenaga keluarga kami. Jadilah kami memahami peran spesifik keluarga kami sebagai keluarga pembelajar.

#NHW_2







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perlukah Anak Berlatih Mengelola Keuangan?

Berkunjung ke Kantor Lurah Pejaten Timur

Merica dan Ketumbar

Kreasi botol bekas