Belajar Daur Ulang


Materi ke empat kelas Hijrah Nol Sampah membahas tentang Daur Ulang atau Recycle. Proses daur ulang ini dilakukan ketika barang-barang yang masuk ke rumah, masih banyak menghasilkan plastik dan lain sebagainya. Daur ulang bisa dilakukan dengan cara repair dan upcycle. Repair yaitu memperbaiki fungsi barang hingga bisa dipakai kembali. Upcycle yakni menaikkan  fungsi suatu barang sehingga barang tersebut bisa dipakai dengan fungsi yang berbeda.

Simak yuuk proses belajar daur ulang di rumah kami…

Dimulai dari belajar memisahkan sampah anorganik. Setelah kami cermati, ada beberapa jenis sampah anorganik. Botol kaca; botol, kantong dan wadah plastik. Ada tutup galon juga karena kami masih mengkonsumsi air minum isi ulang. Lalu kardus, kertas, styrofoam dan kain. Masih banyak jenis ternyata yang masuk ke rumah kami.

Botol kaca, ini adalah hadiah dari teman ketika lebaran kemarin. Waktu itu botol berisi sirup kegemaran anak-anak. Saat ini, sirup sudah habis. Botol kaca kami cuci, dikeringkan dan masih disimpan di lemari, belum ada ide akan dipakai untuk apa.

Botol kaca yang sudah dicuci

Ada botol, wadah dan kantong plastik. Terkadang anak-anak masih suka beli minuman kemasan botol atau makanan kemasan plastik. Memang, proses menjalankan refuse dan reduce kami lakukan perlahan. Jadi terkadang masih ada kemungkinan produksi sampah, meski jumlahnya sudah banyak berkurang. Tentunya saat membeli pun sudah mulai berpikir, setelahnya plastik  mau digunakan untuk apa. Seperti botol plastik ini, setelah habis diminum isinya, botolnya kami cuci dan keringkan. Lalu disimpan bersama yang lain. 

Kantong plastik bening pun masih ada dalam kategori pemilahan kami. Terkadang, saat membeli makanan atau sayuran, meski sudah bawa tas sendiri, penjual tetap membungkusnya dengan plastik. Baru dimasukkan ke tas yang ada. Situasi seperti ini masih menjadi pelajaran buat kami. Belum bisa menolak tambahan plastik dengan tegas.

Satu kardus besar berisi plastik dan lainnya

Beberapa bulan yang lalu, kami pernah membuat tempat pensil dari botol kemasan. Dihias dengan kain flanel. Ditambah aksesoris yang disukai anak-anak. Jadilah tempat pensil kesukaan mereka. Begitu pun dengan tutup galon, kami pernah membuat kreasi pin cushion. Tempat jarum yang dibuat dari tutup galon, ditambah dakron dan dibungkus dengan kain cantik. Anak-anak menjadikannya mainan kue, karena bentuknya seperti cup cake.

Tempat pensil dari botol plastik

Lanjut kardus, styrofoam dan kertas. Kertas ini ada sebagian dari gambar coretaan anak-anak, ada pula hasil cetak tulisan yang kurang sesuai. Kertas  masih kami simpan, bertumpuk rapi. Begitu pun dengan kardus. Styrofoam ada beberapa, diperoleh ketika ada kegiatan sekitar rumah dan makanan sudah disajikan dalam styrofoam.

Tumpukan kertas sudah dipilah

Dari hasil pemilahan kami pun, terdapat kain-kain bedong saat anak masih bayi dulu. Ada lebih dari lima lembar kain. Selama ini kain-kain tersebut kami gunakan untuk alas atau lap. Namun karena ukurannya cukup lebar, jadi penggunaannya terbatas untuk di rumah saja. Padahal saat kami bepergian, sangat membutuhkan sapu tangan atau lap apalagi saat kondisi flu melanda. Akhirnya terpikirkan untuk memotong kain bedong menjadi ukuran yang lebih kecil. Sesuai dengan kebutuhan saat bepergian. Setelah dipotong, lalu dijahit bagian tepinya berkeliling. Jadilah sapu tangan dengan ukuran yang cukup sesuai.

Sapu tangan dari kain bedong

Proses-proses ini baru mulai berjalan. Proses pemilahan ini semakin membuat kami sadar bahwa  mencegah dan membiasakan hidup minim sampah itu langkah utama. Kita terus berusaha  bergerak untuk minimal produksi sampah. Terus membangun budaya dan gaya hidup minim sampah. Mengakarkan langkah-langkah ini hingga menjadi kebiasaan yang otomatis dilakukan dengan tepat. 

Yuuuk terus bergerak…


Sumber bacaan :
Materi Hijrah Nol Sampah IP Jakarta, 2018
Perjalanan Hijrah Nol Sampah Baskomteam, 2018


#belajarzerowaste
#hijrahnolsampah
#hijrahnolsampahipjakarta
#hnsipjakarta
#ibuprofesionaljakarta
#HNSt4
#baskomteam
#matabacaQuBA

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perlukah Anak Berlatih Mengelola Keuangan?

Berkunjung ke Kantor Lurah Pejaten Timur

Merica dan Ketumbar

Kreasi botol bekas