KESESUAIAN JEMPOL MENARI DENGAN PRAKTEK SEHARI-HARI


Itulah poin yang diperoleh ketika sampai di ujung waktu menjadi fasilitator Kelas Online Bunda Sayang. Selalu berusaha meningkatkan kapasitas diri, semakin semangat naik level. Posisi fasilitator kelas online, banyak berkomunikasi lewat tarian jempol. Chat yang kita tulis adalah hal-hal yang kita pahami dan semestinya kita praktekkan. Ketika kita memang sudah terbiasa melakukannya, maka saat sesi sharing dan menemani peserta di kelas, chat yang kita sampaikan pun sesuai.

Bagaimana jika kadang belum sesuai dengan kenyataan?

Terus berproses. Semakin meningkatkan kualitas diri. Titiknya bermula dari rasa malu, merasa tidak nyaman saat kita mendampingi peserta kelas. Merasa ada yang janggal antara praktek keseharian kita dengan proses sharing di kelas. Kalau dulu dikenal istilah NATO (no action talk only).

Ketika rasa malu dan tidak nyaman itu hinggap,  maka saatnya kita mulai berbenah. Mencari akarnya ada dimana. Akar dari perasaan malu dan ketidaknyamanan tersebut. Saat telah ketemu akarnya, lanjut dengan merancang solusi. Hal-hal apa yang bisa kita lakukan supaya rasa malu dan ketidaknyamanan tersebut bisa berkurang sedikit demi sedikit.

Kondisi yang pernah dialami adalah ketika sebagai fasilitator, kita belum komitmen dan konsisten dalam menjalankan peran. Banyak proses yang kita lalui,  sekedar menjadi juru bicara di kelas. Peran fasilitator dilakukan karena tugas. Maka prosesnya pun akan terasa hambar.

Terasa sekali ketika fasilitator terus berusaha belajar dan memperbaiki diri. Proses yang dilakukan, jika dibagikan ceritanya ke peserta kelas, akan terasa ‘feel’nya. Ada semacam  transfer rasa bahagia dari hati yang itu akan menular. Apa yang keluar dari hati, akan diterima dengan senang hati.

Itulah kenapa kesesuaian jempol menari dengan praktek sehari-hari itu jadi poin pembelajaran utama. Dari pengalaman praktek yang kita lakukan dalam keseharian, akan mempengaruhi bagaimana chat yang keluar dari jempol kita. Karena pikiran, perasaan dan laku perbuatan itu akan saling sambung dan membentuk pemahaman-pemahaman. Saat pemahaman dipraktekkan, maka secara otomatis akan terungkap tanpa kita banyak berpikir.

Bagaimana, sudah sesuaikah jempol kita menari dengan praktek keseharian?




#JurnalFasilitator
#Materi12
#KuliahBunSayIIP

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perlukah Anak Berlatih Mengelola Keuangan?

Berkunjung ke Kantor Lurah Pejaten Timur

Merica dan Ketumbar

Kreasi botol bekas