BELAJAR TIADA HENTI


Materi 10 Kelas Bunda Sayang IIP sudah di penghujung waktu. Saatnya membaca kembali proses yang telah berjalan selama kurang lebih satu bulan ini. Proses awal adalah menikmati materi tentang Dongeng. Kemudian dilanjutkan menyelesaikan tantangan dalam kurun waktu minimal sepuluh hari. Tantangannya berkutat seputar dongeng, cerita dan kisah.

Awal menjalani tantangan level 10 ini, mencoba corat-coret ide apa yang akan dilakukan. Dongeng sebelum tidur, sudah jadi aktivitas saat anak-anak berusia enam tahun ke bawah. Saat ini, bercerita menjelang tidur kadang-kadang saja dilakukan. Mereka punya pilihan aktivitas lain yang disukainya. Kami sebagai orang tua, berusaha untuk terus membersamai aktivitas yang mereka pilih.

Posisi sebagai fasilitator keluarga, bukan berarti segalanya tau dan bisa. Contohnya di level 10 ini, kami justru banyak belajar dari proses yang dilalui anak-anak. Aktivitas mereka penuh dengan ide dan imajinasi. Anak sulung suka berkreasi dengan lego. Kemudian memberinya nama dan membuat cerita  penokohannya. Ide murni yang muncul dari benaknya dan keberanian untuk menceritakan. Adiknya, suka menggambar. Bertemu dengan pensil, bolpen, spidol serta kertas, membuat adik berbinar-binar. Otomatis langsung corat-coret sesuai imajinasinya. Selesai membuat coretan, mengalirlah cerita di balik gambar yang dibuatnya.

Proses ini, membuat kami belajar lagi. Menyenangkan sekali saat ikut terlibat dengan anak-anak, mewujudkan ide mereka. Menyentuh hati sangat, ketika anak-anak menceritakan karya mereka, ide cemerlangnya. Proses ini akan terus berjalan dan tumbuh. Apresiasi sekecil apapun, sangat berpengaruh. Meski hasil cerita yang dibuat anak-anak sesuai dengan standar mereka, namun proses di balik itu sungguh istimewa. Mereka telah melampaui proses berpikir, merasa dan mewujudkan karya. Itu sungguh menyentuh hati kami.

Ketika membersamai teman-teman di kelas Bunda Sayang pun, proses belajar terus berlanjut. Respon yang muncul, membuat kami pun belajar lagi. Kami mesti siap dalam kondisi apapun. Tantangan-tantangan yang menghampiri dalam proses perjalanan bersama teman-teman, membuat kami terpacu untuk terus belajar. Kami semakin menyadari bahwa fasilitator bukanlah orang yang serba tau dan bisa. Kami memposisikan diri menjadi teman belajar di kelas. Berusaha mendukung dan berbagi semangat dengan teman-teman di kelas. Hasil pencapaian masing-masing, tetap berdasarkan proses yang mereka lalui. Komitmen dan konsistensi menjadi hal utama. Ketika berniat mendapatkan hasil optimal, maka konsekuensinya mesti menjalani dan menikmati prosesnya. Hal ini menjadi tanggung jawab masing-masing peserta. Wilayah kerja fasilitator terbatas sampai menemani dan berbagi semangat.

Belajar tiada henti untuk hidup lebih berarti

Ini jadi moto penyemangat diri ketika tantangan demi tantangan silih berganti hadir menemui. Semangat terus belajar, menggali ilmu, menambah wawasan, mengambil hikmah adalah cara yang terus dilakukan untuk menjaga energi diri tetap stabil. Menjadi fasilitator, siap untuk terus belajar dan belajar. Siapapun gurunya, kita siap gali ilmu untuk hidup yang lebih berarti.





#JurnalFasilitator
#Materi10
#KuliahBunSayIIP






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perlukah Anak Berlatih Mengelola Keuangan?

Berkunjung ke Kantor Lurah Pejaten Timur

Merica dan Ketumbar

Kreasi botol bekas