ADAB, AURAT DAN KEBERSIHAN ORGAN


Masuk ke presentasi kelompok 7 bersama 7tastic Team yang terdiri dari Dwina Widati, Mesa Dewi, Indria Erni Yuanita, Inggil Windiarti. Kelompok 7 ini fokus membahas pada pada poin-poin adab, aurat dan kebersihan organ intim. Diawali dengan membahas pokok-pokok pendidikan seksualitas secara praktis yang bisa diterapkan pada anak sejak dini, ramuan dari kelompok 7 dan kutipan tulisan Zulia Ilmawati, Psikolog Pemerhati Masalah Anak dan Remaja. Berikut poin-poinnya :

1. Mengajarkan toilet training kepada anak adalah awal pengenalan seks
2. Menanamkan rasa malu pada anak
3. Menanamkan jiwa maskulinitas pada anak laki-laki dan jiwa feminitas pada anak perempuan
4. Anak-anak pun harus diperlukan sesuai dengan jenis kelaminnya
5. Mengajarkan seka lewat sholat
6. Memisahkan tempat tidur mereka
7. Mengenalkan waktu berkunjung ke kamar orang tua
8. Mendidik menjaga kebersihan alat kelamin
9. Mengenalkan mahram
10. Mendidik anak agar selalu menjaga pandangan
11. Mendidik anak agar tidak melakukan ikhtilat
12. Mendidik anak agar tidak melakukan khalwat
13. Mendidik etika berhias
14. Ihtilam dan haid

Kemudian, pembahasan dilanjutkan dengan poin batasan aurat. Seperti apakah batasan aurat itu?

Aurat adalah suatu anghota badan yang tudak boleh ditampakkan dan diperlihatkan oleh lelaki atau perempuan kepada orang lain. Batasannya meliputi :

1. Aurat sesama lelaki
2. Aurat lelaki dengan wanita
3. Aurat lelaki dihadapan istri
4. Aurat wanita dihadapan para lelaki bukan mahram
5. Aurat wanita bukan mahram
6. Aurat wanita di depan wanita lain

Selanjutnya, kelompok 7 memaparkan tentang adab. Ada dua perkara sangat penting yang yang hendaknya sudah diajarkan pada anak-anak usia dini sekitar tiga tahun. Perkara ini berkaitan dengan pemahaman seks, yakni :

a. Pentingnya memisahkan anak laki-laki dan perempuan dan memahamkan peran masing-masing
b. Anak-anak diajarkan keistimewaan aurat, dia tidak layak terbuka di depan siapa pun

Terakhir, kelompok 7 menyajikan tips membersihkan organ intim untuk anak-anak :

a. Basuh dari arah depan ke belakang
b. Cuci dengan air bersih
c. Keringkan setelah dibersihkan dengan bahan handuk atau kain
d. Gunakan pakaian dalam yang menyerap keringat
e. Ganti pakaian dalam dua kali sehari

Lebih lengkap materi pemaparan ini, bisa dicermati melalui link berikut,


Selesai pemaparan, teman-teman pun melanjutkan sesi diskusi. Salah satu diskusi hangat yang muncul adalah :

Pertanyaan

Rindu Rahmiasih :
Saya mau minta pendapatnya dari teman2 kelompok 7. Salah satu sex education pada anak adalah menanamkan jiwa maskulinitas pada anak laki2 dan feminim pd anak perempuan. Seperti memilihkan pakaian dan mainan. Nah anak saya laki2 4thn dr kecil dia lebih tertarik warna pink, kalo pilih makanan pasti yg ada warna pinknya. Mainan atau baju pun sempat lebih suka warna pink tapi kami alihkan ke warna merah sih jadinya dan menjelaskan juga kalo pink itu utk perempuan. Alhamdulillah nya anaknya suka juga main tarung2an jd gak membuat sy terlalu cemas. Cuman utk pilih makanan masih selalu pilih warna pink

Apakah pemilihan warna juga jd salah satu sex education buat anak?

Jawaban

Inggil Windiarti :
Sependek pengalaman saya teh Ndu.. dulu ketua rohis kampus penyuka pink, Alhamdulillah ybs tidak ada masalah yang berkaitan dg fitrah seksualitas.

Bbrp teman yang anak nya lelaki jg banyak penyuka pink, tidak terlihat sisi feminim nya meski anak2 itu suka pink

Inggil Windiarti :
Teh Ndu, pasti  khawatir ya kalau abang Azwan suka warna pink.

Setiap anak memiliki selera yang berbeda mengenai warna.

Pada perkembangannya, bahkan ada warna tertentu yang melekat dengan suatu jenis kelamin. Artinya, hanya jenis kelamin tersebut yang seolah mempunyai hak untuk menyukai dan boleh mengenakan atribut dari warna tersebut. Misalnya, pink.

Kenapa gitu?
Selama ini, masyarakat kita menganut suatu paham bahwa warna pink hanya dimiliki oleh perempuan saja.

Dengan melarang tanpa mengetahui penyebabnya, maka anak akan bingung.

Kalau anak kritis, ia akan terus mempertanyakan hubungan antara warna pink dengan perempuan. Khawatirnya, kita akan bingung menjawab dan malah memberi jawaban yang kurang logis.

Sementara, biarkan anak menyukai warna pink, sambil mencari tahu alasan sesungguhnya ia menyukai warna itu. Siapa tahu, ia menyukai warna pink karena melihat kita juga sangat menyukainya. Jadi, ia hanya ingin terlihat sama seperti ibunya 💕

Kelompok 7 pun di akhir sesi memberikan hadiah istimewa untuk kita semua. Ini dia hadiahnya…

Mudah-mudahan bermanfaat
Sampai jumpa lagi…


Sumber tulisan :

Diskusi Fitrah Seksualitas Kelas Bunda Sayang Fasilitator Nasional, 2018


#Hari6
#Tantangan10Hari
#GameLevel11
#KuliahBunSayIIP
#MembangkitkanFitrahSeksualitasAnak




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perlukah Anak Berlatih Mengelola Keuangan?

Berkunjung ke Kantor Lurah Pejaten Timur

Merica dan Ketumbar

Kreasi botol bekas