PERLU ATAU TABU?


Tibalah saatnya kelompok kami, kelompok 3 mendapatkan jadwal presentasi di hari Sabtu (6/1/18). Judul yang kami tulis adalah Seksualitas : Perlu atau Tabu? Kami coba mulai dengan dengan memahami arti seksualitas. Yuuk kita cermati infografis berikut ini :


Setelah memahami arti seksualitas, beranjaklah ke memahami arti fitrah seksualitas. Apa itu? Fitrah seksualitas adalah bagaimana seseorang itu berpikir, merasa dan bersikap sesuai fitrahnya sebagai lelaki sejati atau perempuan sejati. Menumbuhkan fitrah seksualitas anak ini sangat penting, sehingga perlu dipahami secara mendalam oleh kita, orang tuanya. Ketika orang tua memahami fitrah seksualitas, maka proses menemani tumbuhnya fitrah seksualitas pada anak akan berjalan lebih baik.

Pemahaman fitrah ini dipengaruhi oleh empat faktor, yakni :

1. Faktor biologis
Meliputi perkembangan seksual dari konsepsi, kelahiran, kemampuan bereproduksi

2. Faktor Psikologis
Meliputi emosi, pandangan dan kepribadian yang akan membentuk identitas seksual seseorang hingga mewujud dalam perilakunya

3. Faktor Sosial
Faktor sosial dalam masyarakat membuat adanya pembagian fungsi peran antara laki-laki dan perempuan yang lazim disebut sebagai gender,  bisa jadi akan berbeda di setiap tempat

4. Faktor Spiritualitas
Berhubungan dengan value yang tertanam di keluarga, agama dan keyakinan yang dianut

Setelah mengetahui faktor yang menentukan fitrah, mari kita lanjut mencermati prinsip-prinsip mendidik fitrah.

a. Prinsip 1
Fitrah seksualitas membutuhkan kehadiran, kedekatan dan kelekatan Ayah Ibu secara utuh dan seimbang

b. Prinsip 2
Ayah memberikan suplai maskulinitas dan Ibu berkontribusi di sisi feminitas sesuai porsi

c. Prinsip 3
Peran keAyah-Ibuan sejati dan adab mulia pada anak serta pasangan

Pemahaman selanjutnya, mari kita cermati fitrah seksualitas sesuai usia. Seperti apakah sebenarnya?

A. 0-2 tahun  (Konsepsi fitrah keimanan dan seksualitas 0-2 tahun)

• punya rasa ingin tahun tentang tubuh
• belum kenal rasa malu
• dekat dengan ibu (menyusu)
• anak aman dan nyaman dengan orang tua

B. 3-6 tahun (Penguatan konsepsi gender 3-6 tahun)

• membentuk identitas gender
• anak dekat dengan ayah ibu
• mengenal perilaku santun, anatomi tubuh dan fungsinya
• anak tahu dan bangga dengan identitas gendernya

C. 7-10 tahun (Penyadaran potensi gender 7-10 tahun)

• bertindak sesuai gender
• anak perempuan dekat dengan ibu
• anak laki-laki dekat dengan ayah
• memasuki fase sosiosentri, mulai punya tanggung jawab moral dan perintah sholat
• anak laki-laki kagum dan ingin seperti ayah
• anak perempuan kagum dan  ingin seperti ibu

D. 11-14 tahun (Pengujian eksistensi)

• lebih banyak memperhatikan tubuhnya
• mulai tertarik lawan jenis
• mencari identitas diri
• anak perempuan dekat dengan ayah
• anak laki-laki dekat dengan ibu
• persiapan dan keinginan bertanggung jawab menjadi ayah dan ibu

D. 15 tahun ke atas (Penyempurnaan fitrah)

• pengungkapan kebebasan diri
• selektif dalam berteman
• mempunyai citra jasmani
• anak secara syariah telah mukallaf
• memasuki masa Aqil Baligh
• anak adalah mitra orang tua
• penyempurnaan fitrah seksualitas menjadi peran keayah-ibuan

Pemahaman-pemahaman di atas, bisa juga dicermati melalui media edukasi di bawah ini,


Sesi tanya jawab pun berlangsung dengan seru. Berikut salah satunya,

Pertanyaan :
Mohon penjelasan ttg penguatan konsepsi gender 3-6 tahun..
Yang seperti apa ya?

Mohon penjelasan ttg penguatan konsepsi gender 3-6 tahun..
Yang seperti apa ya? (Anna)

Jawaban :
-Tahap Penguatan Konsepsi Gender dengan Imaji imaji positif tentang gendernya masing masing. Anak lelaki maupun anak perempuan harus didekatkan kepada Ayahnya dan kepada Ibunya. Ayah dan Ibu harus hadir pada fase ini. Indikator tumbuhnya fitrah seksualitas di tahap ini adalah anak dengan jelas dan bangga menyebut gendernya di usia 3 tahun.
-Bantu anak memahami perbedaan perilaku yg boleh & tidak boleh dilakukan di depan umum, contoh saat anak selesai mandi harus menggunakan baju di dalam kamar mandi atau di kamarnya
-Ajari anak untuk mengetahuiperbedaan anatomi tubuh pria & wanita dalam kalimat sederhana sesuai dengan perkembangan kognitif anak. Jelaskan proses tubuh seperti  hamil, melahirkan
-Ajari anak untuk mengetahui nama yang benar setiap bagian tubuh dengan bahasa yg baku


Terimakasih, sudah ikut mencermati tulisan tentang Seksualitas : Perlu atau Tabu? persembahan dari kelompok 3 (Utami Sadikin, Putri Yudha Kusuma, Dyah Kusumastuti Utari, Diyah Amalia)

Mudah-mudahan bermanfaat dan sampai bertemu lagi di tulisan berikutnya…


Sumber tulisan :


Renungan Pendidikan #85, Harry Santosa, 2016

Kulwap RB Sehat Bugar IIP Bandung “Perkembangan seksualotas anak dan bagaimana cara mengajarkan pendidikan seks pada anak sesuai usianya”, 2017

Diskusi Fitrah Seksualitas di Kelas Bunda Sayang Fasilitator Nasional, 2017


#Hari2
#Tantangan10Hari
#Materi11
#KuliahBunSayIIP
#MembangkitkanFitrahSeksualitasAnak

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perlukah Anak Berlatih Mengelola Keuangan?

Berkunjung ke Kantor Lurah Pejaten Timur

Merica dan Ketumbar

Kreasi botol bekas