Sedikit merenung tentang hidup. Tidak selamanya kita hidup di dunia fana ini. Ada saatnya kita akan dipanggil kembali ke hadapan Sang Pencipta. Satu per satu dari kita akan menemui saat mata ini terpejam untuk selamanya. Apa yang akan kita bawa sebagai bekal bertemu kembali denganNya? Harta dan kemewahan dunia? Tahta, pangkat, jabatan? Keluarga, anak? Bukan, bukanlah itu semua. Lalu apa? Bekal kita adalah amalan selama kita hidup di dunia. Ucapan yang keluar dari mulut kita, tingkah laku tindak tanduk dari fisik kita, pikiran yang sering mengisi otak kita, perasaan-perasaan yang memenuhi rongga hati kita. Kita pun tidak tau sejauh mana kebaikan yang telah kita lakukan. Sejauh mana bekal kita saat ini. Sudah cukupkah sebagai pengiring kita menuju hari Akhir? Kita mesti terus berusaha untuk menambah bekal. Bekal-bekal yang baik. Dimulai dari niat yang baik, dilakukan dengan cara yang baik, terus berharap memperoleh hasil yang ...
Rahmi Luthfiani merasakan kesedihan mendalam. Senyum mengembang keluarga besar begitu mengiris hati, ketika foto-foto wisuda dan pernikahan kakak sepupu bertebaran di grup keluarga besar. Rasanya ingin sekali mengulang waktu, hingga kebersamaan dengan keluarga bisa ia nikmati. Kebahagiaan pun ingin ia raih bersama keluarga. Namun, waktu tak bisa berputar kembali. Sabtu, 22 Februari 2020 adalah hari yang sangat mengecewakan baginya. Sebagian besar keluarga bercengkrama di Purworejo menghadiri pernikahan kakak sepupu. Sebagian keluarga di Tangerang menikmati kebahagiaan di sebuah acara wisuda saudara. Rahmi, tidak menjadi bagian dari kedua acara besar tersebut. Karena ketidakjelasan dirinya untuk memilih ikut, akhirnya dua acara besar itu pun terlewati begitu saja. Pedih rasa hatinya. Ia pun kemudian memutuskan untuk bepergian ke perpustakaan nasional di daerah Menteng Jakarta Pusat di hari yang sama. Sebagai salah satu bentuk menghibur diri. Dari pagi hingga sore, ia ber...
Lirik : Taufiq Ismail Penyanyi : Chrisye Akan datang hari mulut dikunci Kata tak ada lagi Akan tiba masa tak ada suara Dari mulut kita Berkata tangan kita Tentang apa yang dilakukannya Berkata kaki kita Kemana saja dia melangkahnya Tidak tahu kita bila harinya Tanggung jawab tiba Rabbana Tangan kami Kaki kami Mulut kami Mata hati kami Luruskanlah Kukuhkanlah Di jalan cahaya Sempurna Mohon karunia kepada kami Hambamu yang hina #Lirik lagu ini ditulis berdasarkan Surat Yaasiin ayat 65 Sumber : http://www.eramuslim.co/oase-iman/ineu-ketika-tangan-dan-kaki-bicara.htm#.Vs3MICiLTIU #ODOPfor99days #day37
Si Sulung : “Ibu, besok minta tolong bikin rumah buat kucing ya...” Ibu : “Mmm…pakai apa ya? Kardus mungkin?” Si Sulung sudah tidak mendengar pertanyaan ibunya karena asyik bermain dengan kucing temuannya. Ibu sebenarnya geli saat pertama tahu anak sulungnya dapat kucing kecil di jalan, lalu dibawa pulang. Entahlah, ibu memang kurang suka memelihara hewan dari dulu. Meskipun kucing kecil terus menerus mengeong seakan mencari kehangatan induknya, ibu tetap tidak ingin kucing kecil itu ada di dalam rumah. Jadilah kucing kecil tetap berada di luar rumah, meski hujan lebat turun dan kucing kecil berteduh di jajaran pot depan rumah. Si Sulung tidak henti-hentinya menengok dan bermain-main dengan kucing kecil. Terkadang dicarikan benda-benda yang bisa dijadikan mainan kucing. Terkadang juga diangkat-angkat kesana kemari, supaya kucing kecil tetap ada di tempat yang teduh. Ibu termangu...
Komentar
Posting Komentar