TERIMA RESIKO


Siang tadi, Yoga minta ijin main game creator island. Saya pun memberi ijin dengan jangka waktu satu jam. Yoga setuju dan mulailah bermain.

Setelah satu jam berjalan, saya pun mengingatkannya bahwa waktu gamenya sudah habis. Yoga pun bersiap menyelesaikan permainannya. Saat saya melihat sekilas apa yang sedang Yoga mainkan, kok sepertinya berbeda dari game awal tadi. Saya pun penasaran. Saya mulai mengajukan pertanyaan ke Yoga, game apa yang sedang dimainkan. Yoga pun tersentak lalu diam. Wajahnya langsung memperlihatkan rasa bersalah. Posisi tubuhnya pun mulai beringsut. Pelan-pelan, wajahnya pun ia tutupi pertanda jika Yoga merasa bersalah. Yoga pun diam.

Pertanyaan saya saat itu belum terjawab oleh Yoga hingga akhirnya Putri ikut nimbrung. Putri menjawab pertanyaan saya, bahwa game yang dimainkan oleh Yoga berbeda dengan apa yang tadi diucapkan saat meminta ijin. Saat saya tanyakan kembali ke Yoga, ia pun mengiyakan. Aaah sedih hati saya…
Selang beberapa waktu kemudian, saya menegaskan kembali ke Yoga bahwa apa yang telah dilakukannya itu termasuk perbuatan kurang baik. Tidak sesuai antara ucapan dan perbuatan. Jàdi, Yoga akan terima konsekuensinya. Game terakhir yang dimainkannya tanpa ijin, dihapus. Yoga masih diam lalu masuk ke kamar untuk mencurahkan perasannya. Saya pun memberinya waktu untuk menikmati rasa kecewanya.

Sore hari, saat kami sedang ngobrol santai bertiga, saya pun mulai memunculkan kembali cerita kejadian siang tadi. Saya ceritakan kembali dengan perbincangan yang santai dan tidak memojokkan. Yoga pun menanggapinya dengan senyum meski masih ada rasa kecewa, namun sudah bisa menerima. Ketika saya menjelaskan, kenapa game itu mesti dihapus sebagai bentuk konsekuensi, Yoga pun memahaminya. Yoga paham bahwa dirinya salah. Yoga bisa menerima resikonya dan memahami bahwa perbuatan tersebut kurang baik.



#Hari14
#Tantangan10Hari
#GameLevel7
#KuliahBunsayIIP
#BintangKeluarga

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perlukah Anak Berlatih Mengelola Keuangan?

Berkunjung ke Kantor Lurah Pejaten Timur

Merica dan Ketumbar

Kreasi botol bekas